Kemasan pembungkus makanan atau bahan makanan dari plastik kini sudah banyak digunakan produsen sebagai wadah membungkus makanan agar tidak salah pilih yuk kenali dulu jenisnya. Plastik adalah jenis bahan sintetis atau polimer yang dapat dibentuk menjadi berbagai macam bentuk dan digunakan dalam berbagai aplikasi. Plastik terbuat dari rantai molekul polimer yang terdiri dari unit-unit berulang yang disebut monomer.
Menurut Direktur Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya BPOM, Drs. Mustofa, Apt, M.Kes, jenis plastik yang beredar di pasaran terbilang banyak untuk itu diharapkan masyarakat cermat memilih.
“Jenis plastik itu banyak, semoga masyarakat cermat memilih dengan teliti membaca label apakah itu aman untuk pangan atau tidak, agar tidak terpapar bahan kimiayang bahaya,” ujar Mustofa, ditulis Jumat (18/10/2013).
Berdasarkan sifatnya jenis plastik terbagi menjadi dua yaitu Thermoplastic dan thermosetting. Thermoplastic adalah jenis plastik yang dapat dilunakan berulang dengan pemanasan diantaranya Polietilen Tereftalato (PET), Polietilen (PE) Polipropilen (PP), dan Polivinil klorida (PVC).
“Untuk memanaskan makanan menggunakan microwave sebaiknya menggunakan jenis wadah berbahan polipropilen (PP), baca label dan pilih yang ada logo tara pangannya,” ujar Mustofa.
Sifat plastik yang kedua yakni thermosetting merupakan jenis plastik yang tidak dapat dibentuk kembali dengan batuan pemanasan. Plastik yang termasuk ke dalam golongan ini yaitu resin epoksi, resin melamin dan poliamida (nilon) misalnya melamin formaldehid.
Setelah terbagi sifatnya, plastik memiliki terbagi lagi dilihat dari jenis-jenisnya yaitu:
1. Polyethylene Terephthalate (PET)
Jenis plastik ini pada kemasan kerap dituliskan dengan tanda segitiga bernomor 1 biasanya pada botol kecap, saus sambal dan air mineral. Polyethylene Terephthalate (PET) adalah salah satu jenis plastik yang umum digunakan. PET adalah polimer termoplastik yang terbuat dari monomer etilen glikol dan tereftalat asam. Berikut adalah beberapa poin penting mengenai Polyethylene Terephthalate (PET):
- Kekuatan dan Ketahanan: PET memiliki kekuatan yang tinggi dan ketahanan yang baik terhadap tekanan dan benturan. Ini menjadikannya pilihan yang populer untuk kemasan makanan dan minuman, seperti botol air mineral, botol minuman ringan, atau wadah makanan.
- Transparansi: PET memiliki sifat transparan yang baik, yang memungkinkan produk yang dikemas di dalamnya terlihat dengan jelas. Hal ini membuat PET menjadi bahan kemasan yang ideal untuk produk yang ingin menampilkan visual produk kepada konsumen.
- Kedap Air: PET memiliki sifat kedap air yang baik, sehingga digunakan secara luas dalam kemasan makanan dan minuman. Kemasan PET membantu menjaga kebersihan dan kualitas produk dengan mencegah masuknya kelembapan atau kontaminasi dari lingkungan eksternal.
- Kemampuan daur ulang: PET dapat didaur ulang dengan baik dan digunakan kembali dalam produksi plastik baru. Ini membantu mengurangi limbah plastik dan memiliki dampak lingkungan yang lebih baik dibandingkan dengan beberapa jenis plastik lainnya.
- Daya Tahannya terhadap Bahan Kimia: PET memiliki ketahanan yang baik terhadap bahan kimia seperti asam dan basa ringan. Hal ini membuatnya cocok untuk digunakan dalam kemasan produk kimia, kosmetik, atau obat-obatan.
- Penggunaan Energi Rendah: Proses produksi PET membutuhkan energi yang relatif rendah dibandingkan dengan beberapa jenis plastik lainnya, seperti polikarbonat atau polivinil klorida. Ini membantu mengurangi jejak karbon dan dampak lingkungan.
Dalam industri kemasan, PET sering digunakan untuk membuat botol minuman, wadah makanan, kemasan kemasan produk rumah tangga, dan banyak lagi. Keunggulan PET dalam hal kekuatan, transparansi, ketahanan terhadap bahan kimia, dan kemampuan daur ulang menjadikannya bahan kemasan yang populer. PET memiliki ciri jernih, kuat, tahan pelarut, kedap gas dan air, serta mudah lunak (berubah bentuk) jika terpapar suhu 80 derajat.
“Jenis ini jika sudah terkena suhu 80 derajat maka sebaiknya dibuang karena memudahkan bahan kimia bermigrasi ke makanan atau cairan di dalamnya,” ujar Mustofa.
2. High Denstty Polyethylene (HDPE)
Jenis ini berlogo segitiga bernomor 2 biasanya ada dalam botol kemasan produk-produk olahan susu. Ciri HDPE yakni keras hingga semi fleksibel, tahan bahan kimia dan kelembaban, permeabel terhadap gas, permukaan berlilin (waxy), buram (opaque), mudah diwarnai, diproses dan dibentuk serta melunak pada suhu 75 derajat.
High Density Polyethylene (HDPE) adalah salah satu jenis plastik yang umum digunakan. HDPE adalah polimer termoplastik yang terbuat dari monomer etilen. Ini memiliki tingkat densitas yang tinggi, sehingga disebut sebagai High Density Polyethylene.
Berikut adalah beberapa poin penting mengenai High Density Polyethylene (HDPE):
- Kekuatan dan Ketahanan: HDPE memiliki kekuatan yang tinggi, ketahanan terhadap benturan, dan kemampuan tahan terhadap bahan kimia. Hal ini menjadikannya pilihan yang baik untuk aplikasi yang membutuhkan kekuatan dan ketahanan, seperti pipa saluran air, tangki penyimpanan bahan kimia, wadah limbah, dan produk-produk tahan lama lainnya.
- Ketahanan terhadap Korosi: HDPE tahan terhadap korosi oleh bahan kimia, seperti asam, alkali, dan garam. Oleh karena itu, HDPE sering digunakan dalam industri kimia, pengolahan makanan, serta sistem saluran air dan pipa.
- Kegunaan dalam Kemasan: HDPE juga digunakan dalam kemasan berbagai produk, termasuk botol dan wadah makanan. HDPE memiliki sifat yang menjaga kebersihan dan keamanan produk, serta kemampuan untuk menahan serpihan atau pecahan jika terjadi kerusakan.
- Kemampuan daur ulang: HDPE dapat didaur ulang dengan baik dan digunakan kembali dalam produksi plastik baru. Ini membuat HDPE menjadi pilihan yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan beberapa jenis plastik lainnya.
- Ketahanan terhadap Suhu: HDPE memiliki ketahanan yang baik terhadap suhu ekstrem. Ini menjadikannya pilihan yang baik untuk aplikasi yang membutuhkan ketahanan terhadap suhu tinggi atau rendah, seperti dalam industri otomotif atau konstruksi.
- Ringan dan Tahan Air: HDPE memiliki bobot yang ringan dan sifat yang tahan terhadap air. Ini membuatnya mudah diangkut, dipasang, dan digunakan dalam berbagai aplikasi.
HDPE digunakan dalam berbagai industri, termasuk industri kemasan, konstruksi, otomotif, pertanian, dan banyak lagi. Keunggulan HDPE dalam hal kekuatan, ketahanan terhadap bahan kimia, dan kemampuan daur ulang menjadikannya salah satu jenis plastik yang populer dan serbaguna.
3. Polyvinyl Chloride (PVC)
Jenis ini biasanya berbentuk wadah yang biasa digunakan untuk nasi uduk, nasi goreng dan mie serta pada cling wrap (plastik pembungkus yang dijual gulungan). Jenis plastik ini memiliki ciri kuat, keras, bisa jernih bentuk dapat diubah dengan pelarut, dan melunak pada suhu 80 derajat celcius.
PVC mengandung komponen berbahaya sehingga penggunaannya dapat diaplikasikan dengan benar agar tidak memperburuk kesehatan.
Komponen berbahaya yang terkandung dalam PVC yaitu vinyl chloride monomer (VCM), Ester ftalat (DEHP, DIDP), senyawa Pb, dan semi karbazid (SEM). Dari komponen tersebut bahaya utamanya ada pada karsinogen kelas 1, Endocrine disrupter, persistent dan penurunan IQ.
Untuk mengenali jenis ini para produsen menggambarkan segitiga bernomor 3 pada kemasan. “Bukan bahannya yang salah namun penggunaannya, jangan biarkan bahan iniberkontak langsung dengan pangan agresif seperti panas,asam dan berminyak,” papar Mustofa.
Baca artikel lainya : Pabrik Kemasan Terbaik di Bandung, Yuk Simak Ulasanya!
4.Low Denstty Polyethylene (LDPE)
Jenis ini biasanya digunakan pada plastik pembungkus dan kantong buah atau sayur di supermarket. LDPE bergambar segitiga bernomor 4 dengan ciri mudah diproses, kuat, fleksibel,kedap air, permukaan berlilin, tidak jernih tapi tembus cahaya dan melunnak pada suhu 70 derajat celcius.
5. Polipropilen (PP)
Biasanya untuk mengemas minuman gelas dan toples-toples dengan ciri keras tapi fleksibel,kuat, permukaan berlilin, tidak jernih tapi tembuscahaya, tahan terhadap bahan kimia, panas dan minyak, melunak pada suhu 140 derajat celsius.
Digambarkan dengan logo segitiga bernomor 5, menurut Mustofa ketika kemasan sudah berubah bentuk akibat melunak pada suhu tinggi sebaiknya tidak lagi digunakan.
6. Polistiren
Jenis ini memiliki ciri kaku, getas, buram, terpengaruh lemak dan pelarut, mudah dibentuk dan melunak pada suhu 95derajat celcius. Menurut Mustofa, migran yang diwaspadai yakni residu monomer stiren dengan bahaya karsinogen kelas 2B biasanya pada sterofoam dan mudah bermigrasi terhadap makanan.
“Sterofoam memang bahaya, terlebih jika terpapar suhu panas karena bahan kimia berbahayanya mudah bermigrasi ke makanan dan ini sulit diolah oleh lingkungan jadi disarankan perhatikan lagi penggunaannya,” ungkap Mustofa.
7. Plastik Lainnya
Ditandai dengan logo segitiga bernomor 7 pada kemasan yang biasaya berjenis polikarbonat (PC) dengan ciri tidak mudah pecah, ringan, jernih,secara termal sangat stabil, migran yang diwaspadai yaitui residu bisfenol A (BPA) dengan bahaya Endocrine Disrupter.
PC biasanya digunakan untuk galon air mineral 19 liter, botol air minum, dan botol susu bayi. “Bahan ini bila kemasan sudah terlihat buram atau tergores sebaiknya langsung dibuang,” terang Mustofa.
8. Peralatan Makan Melamin
Ada dua jenis melamin yaitu melamin formaldehid (berikatan kuat sehingga formaldehid tidak mudah lepas) dan urea formaldehid (ikatan tidak kuat mudah melepaskan formaldehid.
Sumber: liputan6.com